Pajangan cerita – Para pelari sering kali memfokuskan perhatian mereka pada dua hal utama, denyut nadi (heart rate) dan kecepatan (running pace). Kedua aspek ini sangat penting dalam mengevaluasi dan meningkatkan kemampuan berlari seseorang. Namun, seringkali pelari hanya menggunakan salah satu indikator ini, tanpa mempertimbangkan keseimbangan yang optimal antara keduanya.
Heart Rate adalah jumlah detak jantung per menit, sementara Pace adalah kecepatan berlari dalam satuan menit per kilometer. Denyut nadi menunjukkan seberapa keras jantung bekerja, sedangkan pace mencerminkan kecepatan fisik pelari.
Menurut dr. Taufan Favian Reyhan, Sp.KO dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, idealnya heart rate dan running pace harus bergerak beriringan. Saat pelari meningkatkan pace-nya, Heart Rate akan naik secara proporsional jika tubuhnya bugar. Namun, jika denyut nadi meningkat drastis tanpa peningkatan pace yang signifikan, atau sebaliknya, ini menunjukkan ketidakseimbangan yang dapat mengakibatkan kinerja yang tidak optimal.
Ada beberapa faktor eksternal yang dapat mempengaruhi tingkat denyut nadi, seperti suhu udara, kelembaban, dehidrasi, dan tanjakan saat berlari. Semua faktor ini dapat membuat jantung bekerja lebih keras untuk menjaga kinerja, bahkan pada pace yang lebih lambat.
Dr. Taufan menyarankan para pelari untuk secara konsisten melatih keseimbangan antara heart rate dan pace. Misalnya, dengan menetapkan target pace tertentu untuk jarak dan waktu tertentu, pelari dapat melihat bagaimana denyut nadi mereka bereaksi. Dengan latihan yang konsisten, denyut nadi dapat stabil dalam waktu yang relatif singkat.
Menurut dr. Elsye, Sp.KO dari Mayapada Hospital Kuningan, penting bagi pelari untuk mengetahui dan mengatur denyut nadi mereka dalam zona aman. Hal ini dapat dilakukan dengan menghitung Denyut Nadi Maksimal (DNM) menggunakan rumus umum (220 dikurangi usia). Dengan menjaga denyut nadi dalam rentang yang aman, pelari dapat memastikan bahwa mereka tidak terlalu memaksakan tubuh mereka.
Dalam menjelang ajang marathon Pocari Sweat Run Indonesia 2024, memahami dan melatih keseimbangan antara heart rate dan running pace menjadi kunci keberhasilan. Mayapada Hospital, sebagai official hospital partner untuk acara tersebut, siap mendukung peserta dengan layanan Sports Injury Treatment and Performance Center (SITPEC). Ini termasuk Medical Check Up (MCU) khusus pelari dan fasilitas pemeriksaan kesehatan seperti EKG di booth Mayapada Hospital selama acara.
Mengoptimalkan performa berlari tidak hanya tentang mencapai pace yang cepat, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan tubuh. Dengan memahami dan mengatur Heart Rate serta pace secara optimal, para pelari dapat menghindari cedera dan mencapai pencapaian terbaik mereka dalam Pocari Sweat Run Indonesia 2024. Dengan bimbingan dari dokter spesialis kedokteran olahraga dan dukungan dari Mayapada Hospital, peserta dapat berlari dengan aman dan optimal dalam setiap langkah mereka.