Pajangan cerita – Kampung Ciseke di Indonesia mungkin terlihat kecil di peta. Namun bagi Monica Kezia Sembiring, Miss Indonesia 2024, tempat ini menyimpan pelajaran hidup yang tidak pernah ia pelajari di ruang kuliah. Sebagai lulusan teknik kimia, Monica memahami pentingnya air bersih secara ilmiah—dari rumus filtrasi hingga reaksi kimia. Tetapi, pengalaman langsung di Ciseke membawanya pada pemahaman yang jauh lebih dalam.
Monica menyaksikan bagaimana ketiadaan air bersih bukan hanya persoalan teknis, tetapi masalah kemanusiaan yang memengaruhi kehidupan sehari-hari warga. Dalam unggahan Instagram pribadinya, ia menulis, “Di Ciseke, saya menyaksikan apa yang tidak pernah diajarkan buku pelajaran: bagaimana ketiadaan air bersih membungkam impian.” Kalimat ini mencerminkan kesenjangan nyata di banyak wilayah pelosok Indonesia, di mana air bersih masih menjadi kemewahan.
Dari Observasi Lapangan ke Aksi Nyata: Pipeline for Lifeline
Monica kini tidak hanya dikenal sebagai kontestan Miss World 2025, tetapi juga sebagai penggerak perubahan lewat proyek Pipeline for Lifeline. Inisiatif ini berangkat dari kesadaran bahwa air bersih adalah hak dasar, bukan hak istimewa. Gerakan ini bukan proyek simbolik semata. Monica dan timnya turun langsung ke lapangan, menyapa warga dan bekerja sama dengan komunitas lokal untuk merancang solusi berkelanjutan.
Langkah-langkah konkret yang mereka ambil termasuk instalasi jaringan pipa, edukasi kebersihan air, dan pelatihan pemeliharaan sistem air. Proyek ini tidak hanya memberi akses air, tetapi juga mengembalikan martabat hidup masyarakat. Setiap elemen dirancang agar memberikan dampak jangka panjang dan memberdayakan masyarakat untuk menjaga sistem tersebut secara mandiri.
“baca juga: Kementerian Perindustrian Lebih Setuju Penggunaan SNI”
Miss Indonesia Representasi Indonesia yang Membawa Dampak Nyata
Bagi Monica Kezia, gelar dan panggung bukan tujuan akhir. Ia menyadari bahwa tampil di ajang internasional tidak akan berarti jika tidak membawa perubahan nyata di negeri sendiri. Dalam unggahan lainnya, Monica menuliskan, “Kekuatan mereka, harapan mereka, ketahanan mereka yang diam.” Kata-kata ini menggambarkan rasa hormat dan kekagumannya terhadap ketangguhan masyarakat Ciseke.
Melalui misi kemanusiaan ini, Monica ingin memastikan bahwa air bersih menjadi hak yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Perjuangannya tidak berhenti di Ciseke. Visi besarnya mencakup seluruh desa yang masih menantikan keadilan sumber daya. Dengan dedikasi dan keberanian, Monica menunjukkan bahwa kecantikan sejati bukan hanya soal penampilan, tetapi juga soal aksi dan empati.
Dari Kampung Ciseke, Monica memulai langkah besar: satu tetes air untuk kehidupan yang lebih bermartabat.