3 Proyek Tol Rp87,7 T Akan Ditawarkan ke Investor
pajangancerita.org – Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Wilan Oktavian, mengungkapkan bahwa pemerintah menyiapkan tiga proyek jalan tol untuk ditawarkan kepada investor. Penawaran tersebut dilakukan dalam acara International Conference of Infrastructure (ICI) 2025 yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, pada Rabu, 11 Juni 2025.
Ketiga proyek tol tersebut meliputi:
Tol Gilimanuk–Mengwi di Bali dengan nilai investasi mencapai Rp25,4 triliun.
Tol Pejagan–Cilacap di Jawa Tengah senilai Rp27,59 triliun.
Tol Sentul Selatan–Karawang di Jawa Barat yang menelan dana Rp34,75 triliun.
Total nilai investasi dari ketiga proyek ini mencapai Rp87,7 triliun. Wilan menegaskan bahwa proyek-proyek ini ditawarkan melalui skema investasi berbasis user charge, yaitu pengembalian investasi melalui tarif yang dibebankan kepada pengguna jalan tol.
” Baca Juga: Memilih Sepatu Nyaman dan Stylish untuk Sehari-hari “
Pemerintah mengedepankan skema investasi berbasis user charge untuk mengurangi ketergantungan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Menurut Wilan, pendekatan ini memungkinkan investor swasta mendapatkan imbal hasil dari arus lalu lintas yang melewati jalan tol.
“Skema ini memungkinkan investor mengandalkan potensi lalu lintas untuk mendapatkan pengembalian modal mereka. Ini sekaligus mengurangi beban APBN,” jelas Wilan di sela-sela acara ICI 2025.
Pendekatan ini sangat sesuai untuk proyek jalan tol di Pulau Jawa dan Bali, karena kebutuhan transportasi yang tinggi dari masyarakat menjamin adanya trafik. Hal ini berbeda dari proyek-proyek tol di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang saat ini masih bergantung pada pendanaan dari APBN.
” Baca Juga: Gaya Rambut Kepang Kreatif yang Mudah Dipraktikkan di Rumah “
Wilan juga menyinggung mengenai proyek tol bawah laut di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sudah menyelesaikan studi kelayakan. Namun, proyek tersebut belum ditawarkan kepada investor karena belum memiliki kelayakan keekonomian yang memadai.
“Kita sudah punya feasibility study untuk tol bawah laut di IKN. Tapi pendanaannya tidak bisa langsung mengandalkan investor,” ujar Wilan.
Menurutnya, proyek tol bawah laut IKN belum menjanjikan dari sisi trafik sehingga tidak memungkinkan untuk ditawarkan melalui skema user charge. Pemerintah perlu membangun ekosistem kota terlebih dahulu sebelum menarik minat investor ke proyek-proyek seperti ini.
“Kalau dibangun dulu dan trafik belum terbentuk, imbal hasilnya belum bisa dihitung secara realistis. Itu sebabnya belum bisa ditawarkan sekarang,” tutup Wilan.
Dengan strategi ini, pemerintah berharap proyek-proyek prioritas tetap berjalan tanpa membebani APBN, sekaligus membuka peluang besar bagi investor untuk masuk ke sektor infrastruktur nasional.